Apakah Itu Idol Group?
Akhir-akhir ini istilah “Idol Group” menjadi semakin sering di dengar di dunia musik indonesia. Tentu saja itu disebabkan oleh pengaruh dari JKT48 yang kini telah menjejakkan kakinya sebagai salah satu kekuatan musik indonesia. Jadi apakah Idol Group itu sebenarnya?
Sebelum kita membahas tentang Idol Group, mari kita membahas tentang arti dari kata "Idol" itu sendiri.
Apa itu Idol?
Idol (atau アイドル), telah menjadi semacam istilah umum untuk entertainers muda di Jepang. Idol bisa jadi adalah seorang penyanyi, aktor suara, atau model.
Namun idol bukanlah seperti kebanyakan entertainers, mereka melakukan dengan cara mereka
sendiri untuk naik melalui jalur karir yang sangat spesifik. Mereka direkrut sebagai seorang yang mempunyai masa depan cerah, anak yang mempunyai karir yang hebat, dan diletakkan ditempat untuk menjadi seorang idola.
Menjadi seorang idol bisa jadi seperti halnya sebuah masa inkubator untuk seorang selebriti. Seorang Idol mungkin dapat berakhir menjadi seorang yang hebat seperti, seorang selebriti
multimedia, tetapi, kebanyakan sih tidak, mereka tidak akan terkenal diluar dari ruang lingkup mereka yang kecil, sesuatu yang cenderung lokal.
Hal lain yang menjadikan dunia idol menjadi sebuah bagian dari dirimu dalam kehidupan sehari-hari,karena cara mereka untuk meraih cit-cita sebagai seorang penyanyi adalah kelebihan dalam dunia mereka, sekaligus juga merupakan kekurangannya. Para Idol yang sering direkrut adalah mereka yang belum dimurnikan, seorang performer yang belum dipoles, dan diharapkan dapat meningkat seiring waktu.
Kekurangan seorang idol merupakan kelebihan dari dunia mereka yang menawan, dan membuat para penggemar menjadi tergila-gila dengan memperhatikan perkembangan dari idol-nya mulai pada saat ia mulai menjalani karirnya.
Singkatnya, seluruh sistem ini menjadikan idol tampak menjadi seorang yang cukup polos, tetapi jika seorang kritikus bisa mempercayainya, dia akan menjadi sesuatu yang bernilai.
Konsep
Konsep Idol lahir sekitar tahun 70-an dengan premis kata utama "Kiyoku Tadashiku Utsukushiku" yang secara kasar berarti "Murni, Jujur/Polos, Indah/Cantik (Pure, Honest and Beautiful)" Ini adalah sebuah usaha untuk menciptakan sosok orang jepang yang ideal untuk para gadis dan peran idol muncul disini dalam rangka untuk memenuhi peran sebagai seorang gadis jepang yang "sempurna".
Group Idol
Secara singkat dapat dikatakan bahwa grup idol adalah sebuah kelompok yang dibentuk dari sekelompok cowok/cewek yang memiliki satu visi yang sama yaitu untuk menjadi seorang idol melalui persyaratan yang dibuat secara khusus oleh manajemen grup.
Secara umum, grup idol yang ada sekarang ini dapat dikelompokkan sebagai grup besar dan grup kecil.
"Grup besar adalah grup yang memiliki jumlah member diatas 8 orang. Biasanya, grup seperti ini menganut model manajemen Akademisi, mereka memiliki sistem regenerasi untuk merekrut member baru."
Terdapat aturan ketat yang diperlakukan secara khusus oleh manajemen grup demi menjaga nama baik grup dan idol itu sendiri, sesuatu yang kini kita sebut Golden Rule, dan mereka memiliki sistem kelulusan (graduation) untuk para member yang akan mengakhiri dalam grup tersebut. contoh manejemen grup besar: 48G, H!P, Street Idol, Sakura Gakuin, Johnny Ent.
Sedangkan untuk "grup kecil, adalah grup yang memiliki member dibawah 8 orang, biasanya berjumlah 3-5 orang."
Untuk kategori ini konsep sekolah sama sekali tidak bisa diterapkan. Pada umumnya, ketika seorang member memutuskan untuk keluar dari grup tersebut, mereka tidak melakukan upacara kelulusan, melainkan hanya mengumumkan pernyataan tersebut sebagai “withdraw (mengundurkan diri)”. Dan kebanyakan, ketika internal dalam grup ini tidak memiliki kesamaan lagi, mereka dapat memutuskan untuk “disband (bubar)”
J-Pop X K-Pop

Satu hal yang membedakan jelas antara Idol Group di Korea dan Jepang adalah cara mereka membentuk grup itu sendiri. Di Korea, konsep Idol Group disana lebih mirip gabungan dari J-Pop dan American Pop. Manajemen mereka sengaja mencari para member yang good looking lalu membentuk mereka menjadi seorang “perfect idol”, diberi motivasi untuk meningkatkan kemampuan talenta mereka dan melemparkan produk mereka ke pasar musik. Pada akhirnya, mereka akan dikenal sebagai seorang yang performance yang cantik atau keren daripada sebagai seorang penyanyi itu sendiri.
Pengamat budaya pop asal Jepang, Sayuki Fuma, mengamati bahwa ada banyak kondisi serius yang harus dilalui untuk menjadi idola di Korea. Perhatian utamanya berfokus pada kinerja idola dan mereka juga dituntut harus tampan dan cantik. Ini seolah menjadi persyaratan wajib bagi idola di sana. Itulah mengapa budaya operasi plastik bukanlah menjadi hal tabu di Korea. Kategori idol group seperti itu di jepang disebut sebagai kelompok 'Kansei' atau kelompok yang dianggap sempurna.
Di jepang, hal demikian juga terjadi, akan tetapi mereka lebih mengembangkan pendekatan mereka sendiri “dari nol hingga menjadi sesuatu”. Idol grup di Jepang berkembang bersama penggemar mereka. Di awal debut, mereka tidak tampil sesempurna boyband atau girlband di Korea. Justru, penampilan “fresh” atau “mentah” mereka di industri hiburan itu sendirilah yang menjadi jalan untuk mencapai kesempurnaan.
Yasushi Akimoto pendiri grup idol AKB48 pernah mengeluarkan pernyataan bahwa pada dasarnya, para fans lebih ingin melihat sosok seorang gadis yang memiliki kisah cinderella. Oleh karena itu hal ini tidak bisa dimulai dari gadis yang memiliki rupa seperti seorang putri, atau bertipe sudah jadi
Hampir semua grup idol jepang pernah mengalami proses sebagai grup indie/ underground. definisi indie disini adalah kelompok yang memulai debut dari label yang kecil dan sering mengadakan penampilan “on the street” daripada tampil di sebuah stage khusus demi mendapatkan hati dari para fans. Cara mereka berinteraksi dengan fans, menjadi sebuah titik poin penting dalam keberhasilan karir mereka. Konsep berkembang bersama penggemar membuat idol grup di Jepang lebih dekat berinteraksi dengan penggemarnya. Secara psikologis, penggemar merasa lebih tergerak untuk mendukung idolanya dan terus memperbesar dukungannya dari waktu ke waktu
Biasanya, jika idol grup sudah merasa sempurna, maka mereka sudah bisa bersolo karier dan mandiri. Tsunku, salah satu penggagas agensi Hello! Project di Jepang juga pernah memberikan pendapatnya tentang perbedaan boyband dan girlband di Korea, dengan idol grup di Jepang. Pada dasarnya, Jepang dan Korea memiliki persamaan, yaitu sama-sama melahirkan sosok yang bisa bernyanyi, serta juga bisa tampil di berbagai acara televisi dan drama. Faktor pembedanya adalah gadis Jepang memiliki faktor 'moe' yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, namun bisa dirasakan saat melihat mereka tampil.
Konsep berkembang bersama penggemar membuat idol grup di Jepang lebih dekat berinteraksi dengan penggemarnya. Secara psikologis, penggemar merasa lebih tergerak untuk mendukung idolanya dan terus memperbesar dukungannya dari waktu ke waktu. Sedangkan di Korea, justu para idol menjadi terkenal karena mereka menjadi "tak tersentuh", sesuatu yang pada akhirnya membuat para penggemarnya hanya bisa mengaguminya dari jauh saja.

Satu hal yang membedakan jelas antara Idol Group di Korea dan Jepang adalah cara mereka membentuk grup itu sendiri. Di Korea, konsep Idol Group disana lebih mirip gabungan dari J-Pop dan American Pop. Manajemen mereka sengaja mencari para member yang good looking lalu membentuk mereka menjadi seorang “perfect idol”, diberi motivasi untuk meningkatkan kemampuan talenta mereka dan melemparkan produk mereka ke pasar musik. Pada akhirnya, mereka akan dikenal sebagai seorang yang performance yang cantik atau keren daripada sebagai seorang penyanyi itu sendiri.
Pengamat budaya pop asal Jepang, Sayuki Fuma, mengamati bahwa ada banyak kondisi serius yang harus dilalui untuk menjadi idola di Korea. Perhatian utamanya berfokus pada kinerja idola dan mereka juga dituntut harus tampan dan cantik. Ini seolah menjadi persyaratan wajib bagi idola di sana. Itulah mengapa budaya operasi plastik bukanlah menjadi hal tabu di Korea. Kategori idol group seperti itu di jepang disebut sebagai kelompok 'Kansei' atau kelompok yang dianggap sempurna.
Di jepang, hal demikian juga terjadi, akan tetapi mereka lebih mengembangkan pendekatan mereka sendiri “dari nol hingga menjadi sesuatu”. Idol grup di Jepang berkembang bersama penggemar mereka. Di awal debut, mereka tidak tampil sesempurna boyband atau girlband di Korea. Justru, penampilan “fresh” atau “mentah” mereka di industri hiburan itu sendirilah yang menjadi jalan untuk mencapai kesempurnaan.
Yasushi Akimoto pendiri grup idol AKB48 pernah mengeluarkan pernyataan bahwa pada dasarnya, para fans lebih ingin melihat sosok seorang gadis yang memiliki kisah cinderella. Oleh karena itu hal ini tidak bisa dimulai dari gadis yang memiliki rupa seperti seorang putri, atau bertipe sudah jadi
Hampir semua grup idol jepang pernah mengalami proses sebagai grup indie/ underground. definisi indie disini adalah kelompok yang memulai debut dari label yang kecil dan sering mengadakan penampilan “on the street” daripada tampil di sebuah stage khusus demi mendapatkan hati dari para fans. Cara mereka berinteraksi dengan fans, menjadi sebuah titik poin penting dalam keberhasilan karir mereka. Konsep berkembang bersama penggemar membuat idol grup di Jepang lebih dekat berinteraksi dengan penggemarnya. Secara psikologis, penggemar merasa lebih tergerak untuk mendukung idolanya dan terus memperbesar dukungannya dari waktu ke waktu
Biasanya, jika idol grup sudah merasa sempurna, maka mereka sudah bisa bersolo karier dan mandiri. Tsunku, salah satu penggagas agensi Hello! Project di Jepang juga pernah memberikan pendapatnya tentang perbedaan boyband dan girlband di Korea, dengan idol grup di Jepang. Pada dasarnya, Jepang dan Korea memiliki persamaan, yaitu sama-sama melahirkan sosok yang bisa bernyanyi, serta juga bisa tampil di berbagai acara televisi dan drama. Faktor pembedanya adalah gadis Jepang memiliki faktor 'moe' yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, namun bisa dirasakan saat melihat mereka tampil.
Konsep berkembang bersama penggemar membuat idol grup di Jepang lebih dekat berinteraksi dengan penggemarnya. Secara psikologis, penggemar merasa lebih tergerak untuk mendukung idolanya dan terus memperbesar dukungannya dari waktu ke waktu. Sedangkan di Korea, justu para idol menjadi terkenal karena mereka menjadi "tak tersentuh", sesuatu yang pada akhirnya membuat para penggemarnya hanya bisa mengaguminya dari jauh saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar